Hutan magrove adalah hutan yang tumbuh di wilayah pesisir
pantai pada lahan rawa berair payau yang dipengaruhi oleh aor laut dan
dimuara sungai atau teluk teluk yang terlindung dari gemburan Ombak
secara langsung. Hutan magrove sendiri mempunyai fungsi Ekonomis dan ekologis yang sangat banyak .
- Fungsi ekologis :
- Mencegah Intrusi air laut
- Pelindung garis pantai
- Tempat mencari makan
- Tempat pemijahan atau pembesaran budidaya ikan bandeng
- Pengatur iklim mikro
- Fungsi ekonomis :
- Penghasil kayu bakar
- Penghasil keperluan rumah tangga
- Penghasil kepeluan industri
Tetapi apakah pembaca tau bagaimana kondisi Hutan Magrove di Indonesia ?
Gambar 1. Kerusakan Hutan Magrove
Kenyataannya Indonesia mempunya 75% dari total magrove di Asia Tenggara atau sekitar 27 % magrove di seluruh dunia.Tetapi yang terjadi sekarang terdapat penurunan yang sangat pesat terhadap kelestarian hutan magrove itu sendiri . dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Rehabilitas Lahan dan Perhutanan Sosial(Ditjen RLPS) (2001) terdapat 8,60 juta hektar Hutan Magrove pada tahun 1999.
Penyebaran hutan magrove di Indonesia sendiri tersebar di setiap pulaunya seperti Sumatra, Jawa dan Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan , Maluku dan Irian. Distribusi hutan magrove terbesar terdapat di Irian/Papuan sekitar ± 65 % dan pulau sumatra ± 15% menurut WCMC ( "World Conservation Monitoring Center"). tetapi pada kenyataannya 5.30 jua hektar dalam keadaan rusak parah . Diantaranya 1,6 juta Ha dalam kawasan hutan Magrove dan 3,7 juta Ha di luar kawaesan hutan.
Tingginya tingkat kerusakan ini disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Diantara yaitu disebabkan karena :
- Pembukaan Lahan Baru untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Di beberapa daerah di Indonesia terutama di pulau sumatra kerusakan hutan magrove terparah disebabkan karena perluasan atau pembukaan lahan kelapa sawit. Hal ini secara tidak langsung akan menggusur tempat hidup dari hutan magrove itu sendiri.
- Peralih fungsian Hutan Magrove menjadi Area Tambak
Di pulau jawa terutama pembukaan Area tambak bandeng dan udang menjadikan luasan daerah yang harusnya untuk hutan magrove semakin sempit.Mangrove
sebagai pelindung utama bibir pantai sudah tidak dianggap penting lagi oleh pemerintah apalagi oleh masyarakat.
Gambar 2. Peralih fungsian hutan magrove menjadi area tambak ikan
- Kurangnya Perhatian Pemerinta
Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya peraturan yang mengatur tetang pelestarian hutan magrove, dan kurangnya sosialisasi pemerintah tetang bahaya yang disebabkan oleh kerusa hutan magrove di Indonesia. Hal ini didukung dengan ketidak pedulian ataupun ketidak pahaman masyarakat Indonesia mengenai bahaya kerusakan hutan Magrove itu sendiri.
- Perencanaan dan Pengelolaan Sumber daya Pesisir di Massa lalu Bersifat Sangat Sektoral
Dari beberapa studi kita mengetahui bahwa jika pengelolaan sektor ini tidak bisa diatasi dengan baik maka akan mengakinbatkan terjadinya kerusakan hutan magrove yang berat yang akan berdampak pada masa yang akandatang.
Akibat yang disebabkan karena kerusakan Hutan magrove :
- Instrusi air laut
Instrusi
air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kea rah daratan sampai
mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan menjadi payau atau
asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat penting, karena air
tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan keracunan bila diminum
dan dapat merusak akar tanaman. Instrusi air laut telah terjadi
dihampir sebagian besar wilayah di Indonesia.
- Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organic, minyak bumi dll.
- Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir
- Peningkatan abrasi pantai
- Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun.
- Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dlll.
- Peningkatan pencemaran pantai.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan
melestarikan hutan mangrove antara lain:
- Penanaman kembali mangrove
Penanaman
mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat
dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan
mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada
masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga
terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
- Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir
pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya.
- Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat.
Artinya dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat
sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung
pengertian
- Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi.
- Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
Sumber :
Anonim,http://id.wikibooks.org/wiki/Melibatkan_Masyarakat_dalam_Penanggulangan_Kerusakan_Lingkungan_Pesisir_dan_Laut
Noor,Y.R., M Khazali, dan I.N.N
Suryadiputra. (1999
). Panduan Pengenalan Mangrove
di Indonesia.
PKA/WI-IP.Bogor
Arief, Arifin.2003.
Hutan
Mangrove: Fungsi Dan Manfaatnya
,Penerbit Kanius. Yogyakarta
Bakosurtanal. 2009.
Ekosistem Mangrove KepulauanTogean
, PenerbitBakosurtanal.
Harianto, S. P. 1999. Konservasi mangrove dan potensi pencemaran Teluk
Lampung. Jurnal Manajemen & Kualitas Lingkungan, 1 (1): 9-15.
by . Al Antra Adefan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar