Minggu, 31 Mei 2015

Aplikasi Pengindraan Jauh dalam Bidang Pesisir

Dewasa ini Sistem pengindraan jauh dapat digunakan dalam berbagai bidang, salah satu yang paling dikenal oleh kebanyakan orang awam , yaitu dalam bidang pemetaan menggunakan suatu citra foto . Tetapi pada kenyataan sistem pengindraan jauh dapat juga digunakan untuk alternatif dalam membantu proses inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alam pesisir .
Zona pesisir mempunyai manfaat ekonomis yang signifikan yang dihasilkan dari kekayaan dan keanekaragaman ekosistem. Saat ini wilayah pesisir masih merupakan daerah pemukiman yang padat penduduknya dan kompleks penggunaan lahannya. Lebih dari 60 persen penduduk tinggal di pesisir, yang membawa konsekuensi tingginya eksploitasi sumberdaya alam.. sehingga perlu disusun suatu informasi yang dapat mencerminkan kondisi sumberdaya alam di wilayah pesisir Indonesia dalam konteks spasial dan temporal.
Aplikasi penginderaan jauh dalam bidang pesisir mencakup pemetaan, pengukuran, pemodelan, dan pemantauan aktifitas laut dan pesisir secara efektif dan efisien. Kegiatan ini memfokuskan pada penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk mengkaji dinamika dan identifikasi fitur tipologi pesisir yang ada di wilayah pesisir Indonesia.
                              Gambar 1 . Sistem pengidraan jauh daerah pesisir

            Terdapat berbagai skala dalam mengidentifikasi fitur tipologi pesisir. Yaitu skala kecil, sedang , dan besar  . misalkan hal ini dilakukan pada suatu pulau, yaitu pulau panjang.
-        
   Skala Kecil
            Pada skala kecil sampel citra yang digunakan untuk ekstraksi informasi pesisir pada skala 1:250.000 atau lebih kecil adalah citra Modis dengan resolusi spasial 500 meter.  Pada level ini, klasifikasi pesisir tidak dapat diidentifikasi dengan baik karena resolusi spasial citra yang digunakan terlalu kasar. Hal ini juga dipengaruhi oleh luasan daerah pesisir yang akan di identifikasi ,jika semakin kecil pulau yang diidentifikasi maka penggunaan skala kecil tidak begitu efektif.
Gambar 2. hasil skala kecil

-          Skala sedang
            Sedangkan pada skala sedang, sampel citra yang digunakan untuk ekstraksi informasi pesisir pada skala 1:100.000 hingga 1:50.000 adalah Landsat 7 ETM+ dengan resolusi spasial 30 meter.
            Berdasarkan citra Landsat, dapat dilihat bahwa Pulau Panjang termasuk dalam tipe pantai Organik, yaitu pantai yang terbentuk oleh aktivitas tumbuhan atau hewan. Pesisir Pulau Panjang terbentuk oleh terumbu karang dan pasir putihnya berasal dari endapan kalsium karbonat yang disekresikan oleh polip terumbu karang dan hewan lain. Kunci interpretasinya adalah terdapatnya terumbu karang yang mengelilingi pulau dan adanya pasir putih pada pantai (gisik) nya. Kenampakan penciri ini paling baik diidentifikasi menggunakan komposit warna asli yaitu R-G-B 321 untuk citra Landsat. Hal ini karena terumbu karang sebagai objek yang terletak dibawah air hanya dapat diidentifkasi menggunakan saluran spektral yang mampu melakukan penetrasi ke tubuh air yaitu saluran tampak. Pasir putih juga mudah diidentifikasi pada komposit warna asli karena warnanya yang khas yaitu putih cerah.
Gambar 3. Hasil skala sedang

-          Skala Besar
Sampel citra yang digunakan untuk esktrasi informasi pesisir pada skala >1:10.000 adalah citra Quickbird dengan resolusi spasial 2,4 meter untuk multispektral.
Pada skala besar bentuklahan pesisir seperti pasir pantai tampak jauh lebih jelas. Batas antara pulau coral dengan garis pantai, yang membatasinya dengan terumbu karang tepi menjadi jauh lebih tegas. Pada skala ini informasi klasifikasi pesisir haruslah lebih detail dengan menambahkan beberapa informasi antara lain penutup lahan dan pemanfaatan lahan. Perbedaan penutup lahan dan pemanfaatan lahan pada tiap satuan bentuklahan akan memerlukan cara manajemen yang berbeda karena permasalahan yang muncul juga berbeda. Pemanfaatan lahan pada skala ini dapat diturunkan dari penutup lahannya maupun secara langsung karena resolusi spasial dari citra yang digunakan mencukupi untuk itu. Penutup lahan yang dapat diidentifikasi pada skala ini adalah vegetasi kerapatan tinggi, vegetasi kerapatan sedang, pasir putih, terumbu karang, lamun dan lahan terbangun.
Gambar 4. Hasil skala besar

Sumber :
Paper Kajian Data Pengindraan Jauh Multiresolusi untuk Identifikasi Fitur Tipologi Pesisir Sigit Heru Murti BS


by. Al Antra Adefan



1 komentar: