Dewasa
ini Sistem pengindraan jauh dapat digunakan dalam berbagai bidang, salah satu
yang paling dikenal oleh kebanyakan orang awam , yaitu dalam bidang pemetaan menggunakan
suatu citra foto . Tetapi pada kenyataan sistem pengindraan jauh dapat juga
digunakan untuk alternatif dalam membantu proses inventarisasi dan evaluasi
sumberdaya alam pesisir .
Zona
pesisir mempunyai manfaat ekonomis yang signifikan yang dihasilkan dari
kekayaan dan keanekaragaman ekosistem. Saat ini wilayah pesisir masih merupakan
daerah pemukiman yang padat penduduknya dan kompleks penggunaan lahannya. Lebih
dari 60 persen penduduk tinggal di pesisir, yang membawa konsekuensi tingginya
eksploitasi sumberdaya alam.. sehingga perlu disusun suatu informasi yang dapat
mencerminkan kondisi sumberdaya alam di wilayah pesisir Indonesia dalam konteks
spasial dan temporal.
Aplikasi
penginderaan jauh dalam bidang pesisir mencakup pemetaan, pengukuran,
pemodelan, dan pemantauan aktifitas laut dan pesisir secara efektif dan
efisien. Kegiatan ini memfokuskan pada penggunaan teknologi penginderaan jauh
untuk mengkaji dinamika dan identifikasi fitur tipologi pesisir yang ada di
wilayah pesisir Indonesia.
Gambar 1 . Sistem pengidraan jauh daerah pesisir
Terdapat berbagai skala dalam mengidentifikasi fitur
tipologi pesisir. Yaitu skala kecil, sedang , dan besar . misalkan hal ini dilakukan pada suatu
pulau, yaitu pulau panjang.
-
Skala Kecil
Pada skala kecil sampel citra yang digunakan untuk
ekstraksi informasi pesisir pada skala 1:250.000 atau lebih kecil adalah citra
Modis dengan resolusi spasial 500 meter. Pada level ini, klasifikasi pesisir tidak
dapat diidentifikasi dengan baik karena resolusi spasial citra yang digunakan
terlalu kasar. Hal ini juga dipengaruhi oleh luasan daerah pesisir yang akan di
identifikasi ,jika semakin kecil pulau yang diidentifikasi maka penggunaan
skala kecil tidak begitu efektif.
Gambar 2. hasil skala kecil
-
Skala sedang
Sedangkan pada skala sedang, sampel citra yang digunakan
untuk ekstraksi informasi pesisir pada skala 1:100.000 hingga 1:50.000 adalah
Landsat 7 ETM+ dengan resolusi spasial 30 meter.
Berdasarkan citra Landsat, dapat dilihat bahwa Pulau
Panjang termasuk dalam tipe pantai Organik, yaitu pantai yang terbentuk oleh
aktivitas tumbuhan atau hewan. Pesisir Pulau Panjang terbentuk oleh terumbu
karang dan pasir putihnya berasal dari endapan kalsium karbonat yang
disekresikan oleh polip terumbu karang dan hewan lain. Kunci interpretasinya
adalah terdapatnya terumbu karang yang mengelilingi pulau dan adanya pasir
putih pada pantai (gisik) nya. Kenampakan penciri ini paling baik
diidentifikasi menggunakan komposit warna asli yaitu R-G-B 321 untuk citra
Landsat. Hal ini karena terumbu karang sebagai objek yang terletak dibawah air
hanya dapat diidentifkasi menggunakan saluran spektral yang mampu melakukan
penetrasi ke tubuh air yaitu saluran tampak. Pasir putih juga mudah diidentifikasi
pada komposit warna asli karena warnanya yang khas yaitu putih cerah.
Gambar 3. Hasil skala sedang
-
Skala Besar
Sampel
citra yang digunakan untuk esktrasi informasi pesisir pada skala >1:10.000
adalah citra Quickbird dengan resolusi spasial 2,4 meter untuk multispektral.
Pada
skala besar bentuklahan pesisir seperti pasir pantai tampak jauh lebih jelas.
Batas antara pulau coral dengan garis pantai, yang membatasinya dengan terumbu
karang tepi menjadi jauh lebih tegas. Pada skala ini informasi klasifikasi
pesisir haruslah lebih detail dengan menambahkan beberapa informasi antara lain
penutup lahan dan pemanfaatan lahan. Perbedaan penutup lahan dan pemanfaatan
lahan pada tiap satuan bentuklahan akan memerlukan cara manajemen yang berbeda
karena permasalahan yang muncul juga berbeda. Pemanfaatan lahan pada skala ini
dapat diturunkan dari penutup lahannya maupun secara langsung karena resolusi
spasial dari citra yang digunakan mencukupi untuk itu. Penutup lahan yang dapat
diidentifikasi pada skala ini adalah vegetasi kerapatan tinggi, vegetasi
kerapatan sedang, pasir putih, terumbu karang, lamun dan lahan terbangun.
Gambar 4. Hasil skala besar
Sumber :
Paper Kajian Data Pengindraan Jauh Multiresolusi untuk Identifikasi Fitur Tipologi Pesisir Sigit Heru Murti BS
by. Al Antra Adefan